17 September 2010

Korupsi di Gedung Parlemen

Hampir tidak ada satu pun orang di dunia ini yang mau rugi ketika berinvestasi, baik pedagang apalagi anggota dewan yang terhormat. Jika para pedagang berinvestasi dengan cara berjualan barang ataupun jasa maka para anggota dewan berinvestasi dengan cara berjualan janji.
Namun tahukah Anda bentuk “keuntungan” yang diperoleh para anggota dewan kita ? Mulai dari gaji pokok per bulan disertai tunjangan ataupun insentif lainnya hingga komisi bahkan korupsi yang lagi “ngetrend” dikalangan anggota dewan.

         Berbicara soal korupsi saya jadi tertarik nih untuk sedikit mengulik apa yang sebenarnya menjadi asal-usul terjadinya korupsi di gedung parlemen. Menurut saya tanpa disadari semua kasus korupsi itu berawal dari Anda. Ya Anda lah yang menyebabkan korupsi itu terjadi. Kenapa saya mengatakan Anda sebagai penyebab terjadinya kasus korupsi di negeri tercinta kita ini ?
           
            Para Calon Legislatif, lebih lazim disebut dengan caleg, berusaha sekuat tenaga untuk mengumpulkan suara Anda agar niatnya menjadi “penghuni rumah aspirasi rakyat” dapat terwujud. Demi memuluskan langkahnya tersebut, para caleg harus menguras habis pundi-pundi uangnya bahkan jika diperlukan dengan meminjam dana segar dari pihak ketiga, entah itu keluarga, teman, atau mungkin saja kepada bank namun ada pula para caleg yang didukung oleh sponsor. Dana yang ada akan digunakan sebagi modal untuk berkampanye. Bentuk kampanye sendiri pun sangat beragam, mulai dari memperkenalkan diri melalui spanduk, baliho, poster, stiker, asesoris, cinderamata, kalender, hingga iklan berbayar di radio lokal ataupun televisi lokal hingga money politic.

            Nah ketika para caleg tadi sudah berhasil “duduk manis” dikursi para anggota dewan maka mereka akan berusaha bagaimana caranya agar modal yang telah mereka keluarkan dapat segera kembali ke kantong mereka masing-masing. Ya paling tidak balik modal saja lah dulu baru setelah itu memikirkan soal bagaimana caranya untuk memperoleh keuntungan. Belum lagi jika dana kampenye tersebut berasal dari pinjaman pihak ketiga ataupun sponsor, otomatis mereka para caleg tadi berkewajiban untuk mengembalikan penuh uang yang telah mereka pinjam beserta bunga-bunganya.

            Jadi jangan heran jika para anggota dewan diperiode kali ini lebih “matre” dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Jika korupsi makin lama makin menggila lantas siapa yang patut kita salahkan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar